Indra Sjafri Evaluasi Formasi Timnas Indonesia U-20

Indra Sjafri Evaluasi Formasi Timnas Indonesia U-20 di Jelang Uji Coba Piala Asia U-20 2025
Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, mulai menunjukkan tanda-tanda penerapan formasi yang lebih baku dalam persiapan mereka menuju Piala Asia U-20 2025. Dengan semakin dekatnya kompetisi besar tersebut, Sjafri memilih untuk menguji coba beberapa taktik dan komposisi pemain dalam dua laga uji coba terakhir yang dilaksanakan di Stadion Gelora Delta IDCWIN88, Sidoarjo.
Pertandingan tersebut mempertemukan Garuda Muda dengan tim-tim yang memiliki kualitas permainan cukup tinggi, yakni Yordania U-20 dan Suriah U-20. Meski Timnas Indonesia U-20 harus menelan kekalahan dalam kedua laga tersebut, pelajaran berharga dan strategi yang diterapkan tetap menjadi titik fokus yang patut disoroti.
Formasi 3-4-3: Senjata Andalan Sjafri untuk Piala Asia U-20
Dalam dua pertandingan uji coba ini, Sjafri tetap setia pada formasi yang telah diperkenalkan sejak Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, yaitu formasi 3-4-3. Formasi tiga bek sejajar ini menjadi pilihan utama Sjafri, yang memberi ruang bagi bek sayap dan gelandang untuk melakukan pergerakan lebih dinamis di lini tengah dan serangan. Meski demikian, formasi ini bukanlah sesuatu yang tetap. Sjafri cukup fleksibel dalam mengatur modifikasi sesuai dengan kekuatan dan gaya permainan lawan yang dihadapi.
Dalam formasi 3-4-3, terdapat satu pemain dengan tugas khusus untuk membantu build-up serangan, yang sering kali melibatkan gelandang tengah atau bek tengah yang maju ke depan untuk memperlebar ruang serangan. Dalam beberapa situasi, pemain ini juga berfungsi untuk menambah opsi umpan, baik dari lini belakang maupun tengah, guna mengalirkan bola dengan cepat ke lini depan. Peran bek sayap dan gelandang di sini sangat krusial, terutama dalam hal memberikan variasi dalam serangan dan bertahan.
Rotasi Pemain Terus Berjalan: Sjafri Cari Formula Terbaik
Meskipun formasi utama telah ditetapkan, Sjafri juga menguji berbagai komposisi pemain di setiap lini dalam dua pertandingan tersebut. Hal ini memberi peluang bagi tim pelatih untuk mengevaluasi pemain-pemain yang ada dan menilai siapa saja yang layak mendapatkan tempat di starting eleven untuk kompetisi yang lebih besar. Meskipun hasil pertandingan tidak menunjukkan kemenangan, ada banyak aspek taktis yang dapat dianalisis.
Peran Penting di Pertahanan
Di lini belakang, Kadek Arel Priyatna tampil konsisten, menjadi sosok yang seringkali mendapat tempat di starting line-up. Bersamanya, Dony Tri Pamungkas yang juga menjabat sebagai kapten tim menempati posisi wingback kiri.
Keduanya memiliki peran vital dalam menjaga pertahanan sekaligus memberi dukungan saat serangan dilakukan. Sementara itu, di lini tengah, Toni Firmansyah mendapatkan kesempatan untuk berperan sebagai pengatur ritme permainan, sering terlibat dalam distribusi bola dan transisi antar lini. Di sektor serang, pemain seperti Muhammad Ragil dan Jehan Pahlevi selalu menjadi pilihan utama untuk mengisi lini depan.
Keseimbangan Masing-Masing Pemain
Namun, meski ada beberapa nama yang terus tampil sebagai starter, komposisi pemain di setiap posisi tidak selalu sama. Hal ini menunjukkan bahwa Sjafri masih dalam proses mencari keseimbangan terbaik antara kekuatan tim dan karakteristik masing-masing pemain. Tujuannya adalah memastikan pemain yang tampil mampu memberikan kontribusi maksimal baik dalam pertahanan, distribusi bola, maupun penyelesaian akhir.
Uji Coba Jadi Pelajaran: Timnas U-20 Siap Hadapi Tantangan di Piala Asia
Meskipun hasil dari dua laga uji coba tersebut tidak sesuai harapan, Sjafri menilai timnya telah memperoleh banyak pelajaran yang berharga. Kalah 0-1 melawan Yordania dan 0-2 melawan Suriah memberikan gambaran tentang tantangan yang akan dihadapi di Piala Asia U-20 2025 nanti.
Timnas Indonesia U-20 akan bersaing di Grup C Piala Asia U-20 2025 bersama Uzbekistan, Iran, dan Yaman, yang semuanya dikenal memiliki kekuatan yang cukup sebanding dengan lawan yang mereka hadapi dalam uji coba.
Ketiga tim tersebut memiliki gaya permainan yang mirip dengan Yordania dan Suriah, sehingga kekalahan ini memberikan gambaran nyata mengenai kelemahan yang perlu diperbaiki Indra Sjafri sebelum memulai perjuangan mereka di turnamen.